Friday, February 25, 2011

Perbezaan Diantara Syari'ah Dan Fiqh

Apakah perbezaan diantara syariah dan fiqh, berikut saya bawakan pendapat dari Nadirsyah Hosen seorang seorang pensyarah daripada Fakulti Syariah UIN Syarif Hidayatullah:

Dari penjelasan ini nanti akan terlihat bahawa kita dapat bersatu dalam masalah Syari'ah tetapi tetap berbeza pendapat dalam masalah Fiqh.

Syari'ah memiliki pengertian yang amat luas. Tetapi dalam konteks hukum Islam, makna Syari'ah adalah aturan yang bersumber dari nash yang qat'i.Sedangkan Fiqh adalah aturan hukum Islam yang bersumber dari nash yang zanni.

Penjelasan singkat ini membawa kita harus memahami apa yang disebut Qat'i dan apa pula yang disebut zanni.

1. Nash Qat'i

Qat'i itu terbagi dua: dari sudut datangnya atau keberadaannya dan dari sudut lafaznya.Semua ayat al-Qur'an itu merupakan qat'i al-tsubut. Artinya, dari segi "datangnya" ayat Qur'an itu bersifat pasti dan tidak mengalami perubahan. Tetapi, tidak semua ayat Qur'an itu mengandung qat'i al-dilalah. Qat'i al-dilalah adalah ayat yang lafaznya tidak mengandung kemungkinan untuk dilakukan penafsiran lain. Jadi, pada ayat yang berdimensi qat'i al-dilalah tidaklah mungkin diberlakukan penafsiran dan ijtihad, sehingga pada titik ini tidak mungkin ada perbedaan pendapat ulama. Sebagai contoh: Kewajiban shalat tidaklah dapat disangkal lagi. Dalilnya bersifat Qat'i, yaitu "aqimush shalat" Tidak ada ijtihad dalam kasus ini sehingga semua ulama dari semua mazhab sepakat akan kewajiban shalat.

Begitu pula halnya dengan hadis. Hadis mutawatir mengandung sifat qat'i al-wurud (qat'i dari segi keberadaannya). Tetapi, tidak semua hadis itu qat'i al-wurud (hanya yang mutawatir saja) dan juga tidak semua hadis mutawatir itu bersifat qat'i al-dilalah. Jadi, kalau dibuat bagan sbb:

* Qat'i al-tsubut atau qat'i al-wurud: semua ayat Al-Qur'an dan Hadis mutawatir
* Qat'i al-dilalah: tidak semua ayat al-Qur'an dan tidak semua hadis mutawatir

2. Nash Zanni

Zanni juga terbagi dua: dari sudut datangnya dan dari sudut lafaznya. Ayat Qur'an mengandung sejumlah ayat yang lafaznya membuka peluang adanya bermacam penafsiran. Contoh dalam soal menyentuh wanita ajnabiyah dalam keadaan wudhu', kata " أو لـمستم النسـآء " dalam al-Qur'an terbuka untuk ditafsirkan. Begitu pula lafaz " قروء " (QS 2:228) terbuka untuk ditafsirkan. Ini yang dinamakan zanni al-dilalah.

Selain hadis mutawatir, hadis lainnya bersifat zanni al-wurud. Ini menunjukkan boleh jadi ada satu ulama yang memandang shahih satu hadis, tetapi ulama lain tidak memandang hadis itu shahih. Ini wajar saja terjadi, karena sifatnya adalah zanni al-wurud. Hadis yang zanni al-wurud itu juga ternyata banyak yang mengandung lafaz zanni al-dilalah. Jadi, sudah terbuka diperselisihkan dari sudut keberadaannya, juga terbuka peluang untuk beragam pendapat dalam menafsirkan lafaz hadis itu.

* zanni al-wurud : selain hadis mutawatir
* zanni al-dilalah : lafaz dalam hadis mutawatir dan lafaz hadis yang lain (masyhur, ahad)

Nah, Syari'ah tersusun dari nash qat'i sedangkan fiqh tersusun dari nash zanni.

Contoh praktikal:

1. (a) Kewajiban puasa Ramadhan (nashnya qat'i dan ini syari'ah),
(b) Bila bermulai puasa dan berakhirnya Ramadlan itu (nashnya zanni dan ini fiqh)
Catatan: hadis mengatakan harus melihat ana bulan, namun kata " melihat " mengandung penafsiran.
2. (a) Membasuh kepala ketika berwudhu itu wajib (nash qat'i dan ini Syari'ah)
(b) Sedang sempadan membasuh kepala itu? (nashnya zanni dan ini fiqh)
Catatan: kata " bi " pada " وامسحوا برءوسكم " terbuka untuk ditafsirkan.
3. (a) Memulakan solat harus dengan niat (nash qat'i dan ini Syari'ah)
(b) Apakah niat itu dilisankan (dengan ushalli) atau cukup dalam hati (ini Fiqh)
Catatan: sebagian ulama memandang perlu niat itu ditegaskan dalam bentuk "ushalli" sedangkan ulama lain memandang niat dalam hati saja sudah cukup
4. (a) Judi itu dilarang (nash qat'i dan ini Syari'ah)
(b) Apa yang disebut judi itu? apakah lottere termasuk judi? (ini fiqh)
Catatan: Para ulama berbeza pendapat dalam mengurai unsur suatu perbuatan boleh disebut judi atau tidak.
5. (a) Riba itu diharamkan (nas qat'i dan ini syari'ah)
(b) Apakah bunga bank itu termasuk riba? (ini fiqh)
Catatan: Para ulama berbeza pendapat dalam memahami unsur riba dan 'illat, mengapa riba itu diharamkan
6. (a) Menutup aurat itu wajib bagi lelaki dan perempuan (nash qat'i dan ini Syari'ah)
(b) Apakah sempadan aurat lelaki dan perempuan? (ini fiqh).

No comments: